Overview:
Proses pembuatan semen dibagi menjadi lima tahap,
yaitu proses pertama penyiapan bahan baku yang terdiri dari batu
kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi. Proses kedua adalah
penggilingan bahan baku, proses ketiga adalah pembakaran, proses
keempat adalah penggilingan akhir dan proses kelima adalah proses
pengemasan semen yang kemudian disalurkan ke konsumen.
Pada proses pengemasan semen atau biasa disebut
pengepakan dilakukan secara semi otomatis. Dikatakan demikian karena
masih adanya sebagian kecil proses pengepakan menggunakan tenaga
manusia dalam proses pengepakannya. Proses pengepakan semen
menggunakan roto packer. Roto packer merupakan suatu perangkat yang
terdiri dari enam bagian unit pengisian di mana masing-masing bagian
terdapat sensor berat yang digunakan untuk memastikan berat semen
sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu terdapat rotary feeder yang
digerakkan oleh motor Induksi dan digunakan dalam pengisian semen ke
dalam sak yang kemudian akan di teruskan ke belt conveyor dimana akan
melewati BW (Belt Weigher). Ketika melewati belt weigher sak semen akan
ditimbang lagi untuk di angkut menggunakan truck dan disalurkan ke
konsumen.
Setiap bagian pada roto packer diharapkan dapat
mengisi setiap sak semen seberat ± 40.2 kg, tetapi kenyataannya, sak
semen yang sudah di set untuk diisi sebesar ± 40.2 kg dan di jatuhkan
ke belt conveyor beratnya bisa kurang atau lebih dari set point yang
ditentukan. Untuk berat sak semen yang lebih dari set point akan
diteruskan untuk di salurkan ke konsumen sedangkan untuk yang kurang,
sak semen tersebut akan di hancurkan.
Adapun penyebab tidak tepatnya berat sak semen dalam
pengisian dikarenakan debu yang menempel pada pedal di roto packer,
sehingga setelah sak tersebut ditimbang lagi oleh BW (Belt Weigher)
beratnya bisa kurang atau lebih dari set point yang ditentukan.
Setelah sak semen ditimbang, maka hasilnya akan diteruskan ke ruang
kontrol (control room) untuk diambil tindakan apakah perlu ditambah
atau di kurangi dalam proses pengisian semen kedalam sak oleh roto
packer.
Dengan adanya kelebihan dan kekurangan dari berat
semen yang diisikan oleh roto packer, maka secara ekonomis akan
merugikan perusahaan. Misalnya untuk sak semen yang beratnya kurang,
maka semen tersebut akan dihancurkan sehingga akan merugikan
perusahaan karena sudah membuang sak semen, sedangkan semen yang
beratnya lebih dari yang di tentukan juga akan merugikan perusahaan
karena perusahaan memproduksi dalam jutaan ton yaitu kurang lebih
sepuluh juta ton semen setiap tahunnya.
Akibat adanya ketidakpastian dari gangguan, maka
perlu dirancang suatu sistem kendali yang dapat mengatasi masalah
tersebut. Dengan diterapkannya metode perancangan sistem kendali
robust maka disain ulang (re-design) sistem kontrol akibat adanya
perubahan parameter sistem karena pengaruh dari gangguan serta efek
ketidakpastian pemodelan tidak diperlukan lagi. Oleh karena itu, untuk
mengendalikan proses pengisian sak semen pada roto packer dipilihlah metode kontrol robust H∞. Dengan teknik ini diharapkan kinerja sistem
loop tertutup yang baik dapat tercapai dan kestabilan robust (robust
stability) beserta ketidakpastiannya (robust performance) dapat
tercapai pula.
Download Contoh Skripsi Teknik
Judul: Perancangan Regulator Robust Pada Roto Packer (Proses Packing) dengan Metode Kontrol h∞ di PT.Semen Gresik-Tuban
Password: IDwTa3ik